Gubernur NTB: Jangan Biarkan Teroris Nyaman

Kepala lingkungan harus tahu siapa anasir asing di lingkungannya.

 Gubernur NTB Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang

Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Haji Dr Muhammad Zainul Majdi MA mengutuk aksi terorisme yang terjadi di Poso. Terlebih aksi terorisme itu juga dilakukan oleh warga asal Bima, NTB.

Gubernur NTB yang juga Ketua DPD NTB Partai Demokrat itu mengatakan, pemerintah tidak menginginkan daerah NTB kemasukan anasir destruktif termasuk terorisme. Karena terorisme tersebut dapat menyasar masyarakat sipil, menyasar sesama bangsa dan agama.

“Kita semua di NTB mengutuk seluruh tindakan terorisme tersebut. Pemerintah dan semua masyarakat NTB tidak menginginkan anasir destruktif apalagi terorisme masuk ke wilayah NTB,” kata Zainul Majdi yang juga dipanggil Tuan Guru Bajang atau kira-kira berarti “Kiai Muda” itu di Mataram, Sabtu malam.

Zainul mengatakan pihaknya telah berkomunikasi secara intensif dengan Kapolda NTB terkait informasi terorisme. Terlebih pihaknya mengetahui adanya indikasi jaringan terorisme Poso masuk ke wilayah NTB yakni di Bima dan Dompu. Terkait dengan itu, dia meminta masyarakat NTB meningkatkan kewaspadaannya dengan mempersempit gerakan jaringan terorisme di NTB.

Bahkan Gubernur dari kalangan santri ini mengatakan ada indikasi pelaku teroris yang masuk wilayah Bima dan Dompu tersebut memperoleh pasokan dari masyarakat yang tentunya belum tahu apakah itu aksi terorisme. Masyarakat diminta jeli melihat karakteristik sekitar, terutama terhadap masyarakat yang  memiliki anasir asing  yang tinggal di wilayah mereka.

Setidaknya masyarakat lebih waspada terhadap tindakan-tindakan yang memiliki anasir asing  yang sifatnya eksklusif baik dari pola interaksinya, faham-fahamnya, dan hal-hal yang ganjil. “Semua kepala lingkungan, tokoh masyarakat, kepala desa harus mengetahui siapa yang berada di sekitar lingkungannya,” ujar Gubernur NTB.

Zainul juga menyikapi serius adanya orang luar NTB yang masuk ke daerah kekuasaannya untuk melakukan tindakan terorisme. Terlebih dari lima terduga teroris yang berhasil dilumpuhkan aparat di Bima dan Dompu terdapat warga daerah lain. Dia berharap masyarakat juga tidak membiarkan orang dari luar NTB  tinggal cukup lama tanpa kegiatan pasti, terlebih orang tersebut menunjukkan sikap yang aneh seperti tidak mau bergaul dengan masyarakat.

“Jangan biarkan embrio seperti itu nyaman tinggal di tempat kita. Oleh sebab itu perlu ada gerakan yang bisa membuat mereka tidak nyaman tinggal di NTB dan merasa “gerah” di NTB,” ujarnya.

Tujuh terduga Teroris jaringan Poso masuk wilayah Nusa Tenggara Barat melalui jalur laut. Tim Densus 88 anti terror mabes polri berhasil menembak mati lima terduga teroris. Seorang di antaranya bernama Roy, warga Makassar. Lima jenazah teroris tersebut sudah diterbangkan ke Jakarta. Densus 88 Anti Teror Mabes Polri masih berada di Bima dan Dompu untuk memburu dua terduga teroris lainnya yang diduga masih ada di sekitar Dompu dan Bima.

Tinggalkan komentar